Apa kualitas kepemimpinan yang paling penting?
Jawabannya bisa macam-macam. Tapi kalau mesti memilih saya akan menunjuk
”ketegasan dalam mengambil keputusan” sebagai kualitas paling utama.
Eisenhower sebagai panglima
tertinggi tentara sekutu pada akhir PD II telah membuktikan kualitas ketegasan
ini. Begini ceritanya: awalnya sekutu akan mulai menginvasi Normandia pada 5 juni 1944. Saat
semua sudah siap ternyata invasi harus ditunda karena cuaca buruk. Di tanggal 6
esok harinya pun cuaca masih belum benar-benar baik.
Eisenhower dihadapkan dua pilihan: menunda lagi dengan resiko Jerman keburu mengetahui rencana invasi sehingga hilang kesempatan untuk pendadakan atau tetap lanjut sesuai rencana dengan konsekuensi armada lautnya porak-poranda dihantam gelombang laut.
Eisenhower dihadapkan dua pilihan: menunda lagi dengan resiko Jerman keburu mengetahui rencana invasi sehingga hilang kesempatan untuk pendadakan atau tetap lanjut sesuai rencana dengan konsekuensi armada lautnya porak-poranda dihantam gelombang laut.
Jutaan tentara dan
arsenal bernilai milyaran dollar tergantung pada keputusannya. Salah mengambil
keputusan, berarti persiapan bertahun-tahun akan sia-sia saja dan bukan
mustahil menjadi bencana bagi seluruh kekuatan sekutu.
Kini kita semua
mengetahui, akhirnya Eisenhower memutuskan invasi dimulai pada 6 Juni meski
dengan kondisi laut yang tak ramah. Ternyata ini menjadi keputusan tepat,
karena komandan Jerman tak menyangka akan ada yang berani menyeberagi laut yang
sedang bergolak itu.
Buku sejarah kemudian
juga mencatat 6 juni sebagai D-Day yang menjadi awal runtuhnya Nazi danperubahan peta kekuatan dunia.
Misal Eisenhower ragu-ragu kala itu, mungkin sesuatunya akan lain sama sekali.
Pengambilan keputusan
akan selalu menjadi keputusan individu. Seorang pemimpin masih mungkin
mendelegasikan fungsi lain, tapi tidak dengan pengambilan keputusan. Dalam
prosesnya, bisa saja si pemimpin dibantu oleh komite atau tim, tapi di saat
akhir dia mesti berubah menjadi seorang komandan yang tegas untuk mengambil
kata putus.
Pengambilan keputusan
menjadi fungsi paling dasar seorang pemimpin. Kemampuan ini akan membedakan
kualitas pemimpin yang satu dengan yang lain. Hanya karena beberapa keputusan
tak tepat, amat jarang seorang pemimpin berakhir dengan cap buruk.
Tapi selalu ragu dan bimbang akan menjadi lubang kubur baginya.
Pengambilan keputusan
membutuhkan energi mental luar biasa. Saat itulah, seluruh beban terasa seperti
menimpa. Semakin besar lingkup tanggung jawab, semakin besar beban itu. Beban yang
mesti dipikul sendiri akibat fungsi yang memang tak dapat didelegasikan. Dan
disanalah kualitas seorang pemimpin diuji
Tidak ada komentar:
Posting Komentar