Keluarga

Keluarga

Sabtu, 11 Februari 2012

Tegas dalam mengambil keputusan


Apa kualitas kepemimpinan yang paling penting? Jawabannya bisa macam-macam. Tapi kalau mesti memilih saya akan menunjuk ”ketegasan dalam mengambil keputusan” sebagai kualitas paling utama.
Eisenhower sebagai panglima tertinggi tentara sekutu pada akhir PD II telah membuktikan kualitas ketegasan ini. Begini ceritanya: awalnya sekutu akan mulai menginvasi Normandia pada 5 juni 1944. Saat semua sudah siap ternyata invasi harus ditunda karena cuaca buruk. Di tanggal 6 esok harinya pun cuaca masih belum benar-benar baik.

Eisenhower dihadapkan dua pilihan: menunda lagi dengan resiko Jerman keburu mengetahui rencana invasi sehingga hilang kesempatan untuk pendadakan atau tetap lanjut sesuai rencana dengan konsekuensi armada lautnya porak-poranda dihantam gelombang laut.
Jutaan tentara dan arsenal bernilai milyaran dollar tergantung pada keputusannya. Salah mengambil keputusan, berarti persiapan bertahun-tahun akan sia-sia saja dan bukan mustahil menjadi bencana bagi seluruh kekuatan sekutu.
Kini kita semua mengetahui, akhirnya Eisenhower memutuskan invasi dimulai pada 6 Juni meski dengan kondisi laut yang tak ramah. Ternyata ini menjadi keputusan tepat, karena komandan Jerman tak menyangka akan ada yang berani menyeberagi laut yang sedang bergolak itu.
Buku sejarah kemudian juga mencatat 6 juni sebagai D-Day yang menjadi awal runtuhnya Nazi danperubahan peta kekuatan dunia. Misal Eisenhower ragu-ragu kala itu, mungkin sesuatunya akan lain sama sekali.
Pengambilan keputusan akan selalu menjadi keputusan individu. Seorang pemimpin masih mungkin mendelegasikan fungsi lain, tapi tidak dengan pengambilan keputusan. Dalam prosesnya, bisa saja si pemimpin dibantu oleh komite atau tim, tapi di saat akhir dia mesti berubah menjadi seorang komandan yang tegas untuk mengambil kata putus.
Pengambilan keputusan menjadi fungsi paling dasar seorang pemimpin. Kemampuan ini akan membedakan kualitas pemimpin yang satu dengan yang lain. Hanya karena beberapa keputusan tak tepat, amat jarang seorang  pemimpin berakhir dengan cap buruk.  Tapi selalu ragu dan bimbang akan menjadi lubang kubur baginya.
Pengambilan keputusan membutuhkan energi mental luar biasa. Saat itulah, seluruh beban terasa seperti menimpa. Semakin besar lingkup tanggung jawab, semakin besar beban itu.  Beban yang mesti dipikul sendiri akibat fungsi yang memang tak dapat didelegasikan. Dan disanalah kualitas seorang pemimpin diuji

Tidak ada komentar:

Posting Komentar