Keluarga

Keluarga

Jumat, 03 Februari 2012

Jauh dimata


Dalam syair asmara itu aku terpikir akan-Mu bukan yang lain. Persis seperti syair pembukanya yang kutunjukkan pada-Mu, kala Melly dan Arie Lasso berduet bertahun-tahun yang lalu,
Jika teringat tentang diKAU, jauh di mata dekat di hati…
Benar saja kala kurenungi lagi akan janji indah-Mu yang tiada pernah hilang pada kami. Walau Kau jauh dari pandangan kasat, namun Kau selalu berada di hati. Lalu kubuka lagi hadits No.98 dari Kitab Riyadush shalihin itu,
“Jikalau seseorang hamba itu mendekat padaKu sejengkal, maka Aku mendekat padanya sehasta dan jikalau ia mendekat padaKu sehasta, maka Aku mendekat padanya sedepa. Jikalau hamba itu mendatangi Aku dengan berjalan, maka Aku mendatanginya dengan bergegas-gegas.”
Aku semakin malu, sudah sedekat apa aku pada-Mu? Aku kadang tertunduk kala Kau bergegas kala kami berjalan santai menuju rumah-Mu. Semakin ku malu, aku buka lagi lembaran sirah Nabi-Mu, hingga kudapati sepenggal kisah monumental akan ketundukan yang absolut dari Rasul-Mu yang mulia,
Saat itu Rasulullah saw dan Abu Bakar mendengar langkah-langkah kaki kaum musyrik di sekitar gua, sehingga Abu Bakar merasa khawatir dan berbisik kepada Rasulullah SAW, “Seandainya di antara mereka ada yang melihat ke arah kakinya, niscaya mereka akan melihat kami.“ Tetapi dijawab oleh Nabi SAW,“Wahai Abu Bakar, jangan kamu kira kita hanya berdua saya. Sesungguhnya Allah beserta kita.
Aku semakin bersalah akan cinta pada-Mu yang kadang pudar atau mungkin kadang hilang.
Rabb, sang penguasa alam, kalau aku boleh menyatakan satu hal pada-Mu lewat syair dunia yang aku tujukan pada-Mu, seperti ST12 itu. Ingin kuikrarkan syair lagu mereka hanya untuk-Mu,
Karena aku pada-Mu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar