Keluarga

Keluarga

Jumat, 02 Maret 2012

Panduan Pengembangan Bahan Ajar berbasis TIK


PANDUAN
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
BERBASIS TIK
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
PSB - 04
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK
©2010 Direktorat Pembinaan SMA i
KATA PENGANTAR
Pendidikan sangat berperan dalam pembentukan pribadi manusia. Untuk itulah pemerintah
sangat memberi perhatian dalam menangani pendidikan, karena dengan sistem pendidikan
yang baik diharapkan akan muncul generasi penerus yang berkualitas dan mampu
menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Salah satu program pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan saat ini adalah
peningkatan mutu pendidikan. Suatu pendidikan dapat dikatakan bermutu, jika proses
pembelajaran berlangsung menarik dan menantang. Pembelajaran merupakan sebuah
proses interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar dalam suatu lingkungan yang
dikelola dengan sengaja agar tercapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Direktorat Pembinaan SMA sebagai salah satu instansi pemerintah yang memiliki
kewenangan dalam pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA), melakukan berbagai program
kegiatan dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran di SMA, di antaranya adalah
memfasilitasi pengembangan rintisan pusat sumber belajar di sejumlah sekolah.
Pada prinsipnya Pusat Sumber Belajar (PSB) di SMA merupakan media informasi dan
komunikasi pembelajaran yang dapat melayani kebutuhan sekolah bersangkutan dan
sekolah lainnya berkaitan dengan pembelajaran. Konten PSB dikembangkan, diisi,
digunakan, dievaluasi dan disempurnakan oleh para pendidik. Dengan kata lain PSB ini juga
sebagai unjuk kinerja pendidik SMA.
Pengembangan rintisan PSB telah dimulai beberapa tahun yang lalu, dituangkan dalam
beberapa naskah dokumen. Sangat disadari, naskah konsep ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu upaya penyempurnaan terus dilakukan.
Kepada semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam pengembangan
rintisan PSB ini, khususnya kepada Tim Perumus yang telah bekerja keras mewujudkan
naskah dokumen ini, kami ucapkan terima kasih. Semoga kerja keras ini pada saatnya
nanti memberikan hasil yang baik, yang dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak.
Jakarta, Januari 2010
Direktur Pembinaan SMA,
Dr. Sungkowo M.
NIP. 130784257
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK
©2010 Direktorat Pembinaan SMA ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 3
B. Tujuan .......................................................................................................................... 5
C. Hasil yang diharapkan ................................................................................................. 5
BAB II PENGERTIAN BAHAN AJAR BERBASIS TIK 6
A. Sumber Belajar dan Bahan Ajar ................................................................................. 6
B. Bahan Ajar Berbasis TIK.............................................................................................. 8
BAB III PENYUSUNAN BAHAN AJAR BERBASIS TIK 10
A. Tahap Perencanaan .................................................................................................... 10
B. Tahap Persiapan .......................................................................................................... 11
C. Tahap Penyusunan ...................................................................................................... 14
D. Tahap Penilaian ........................................................................................................... 15
E.. Tahap Pengiriman ....................................................................................................... 15
BAB IV KOMPONEN DAN INSTRUMEN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS TIK 16
A. Komponen Penilaian Bahan Ajar................................................................................ 16
B. Instrumen Penilaian Bahan Ajar Berbasis TIK .......................................................... 18
BAB V PENUTUP .......................................................................................................................... 22
LAMPIRAN ................................................................................................................................... 23
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK
©2010 Direktorat Pembinaan SMA 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), Pemerintah dalam hal ini
Menteri Pendidikan Nasional, telah menerbitkan berbagai peraturan agar
penyelenggaraan pendidikan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) paling tidak dapat memenuhi standar minimal tertentu.
Berbagai standar tersebut adalah: (1) standar isi, (2) standar kompetensi
lulusan, (3) standar proses, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5)
standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar
pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan.
Dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa pendidik
diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41
tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang
perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada
satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar. Dengan
demikian, pendidik diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai
salah satu sumber belajar.
Pengembangan bahan ajar harus memperhatikan tuntutan kurikulum, namun
bagaimana untuk mencapainya dan apa bahan ajar yang digunakan diserahkan
sepenuhnya kepada para pendidik sebagai tenaga profesional. Apabila bahan
ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum tidak ada atau sulit diperoleh
maka membuat bahan ajar sendiri adalah suatu keputusan yang bijak.
Kalaupun bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum cukup melimpah bukan
berarti kita tidak perlu mengembangkan bahan ajar tersebut.
Bahan ajar merupakan salah satu lingkup penting yang menjadi garapan
dalam PSB-SMA yang berfungsi sebagai wahana belajar. Bahan ajar adalah
segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu pendidik dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sebagai bagian dari sumber belajar,
bahan ajar memiliki peran penting dalam perencanaan pembelajaran dan
proses pembelajaran.
Bahan ajar yang dikembangkan sendiri harus disesuaikan dengan karakteristik
sasaran yang mencakup lingkungan sosial, budaya, geografis, tahapan
perkembangan peserta didik, kemampuan awal, minat, latar belakang
keluarga dan lain-lain. Oleh karena itu pengembangan bahan ajar harus dapat
menjawab atau memecahkan masalah ataupun kesulitan dalam belajar.
Kesulitan tersebut dapat saja terjadi karena materi tersebut abstrak, rumit,
asing, dan sebagainya.
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK
©2010 Direktorat Pembinaan SMA 4
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 2 tahun 2010 tentang Rencana
Strategis Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014 bahwa kebutuhan akan
penguasaan dan penerapan IPTEK dalam rangka menghadapi tuntutan global
berdampak pada semakin meningkatnya peranan TIK dalam berbagai aspek
kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan, meningkatnya kebutuhan
untuk berbagi informasi dan pengetahuan dengan memanfaatkan TIK, serta
perkembangan internet yang menghilangkan batas wilayah dan waktu untuk
melakukan komunikasi dan akses terhadap informasi. Kondisi di atas
menuntut diberlakukannya kebijakan di bidang TIK.
Pembelajaran berbasis TIK diharapkan mampu membantu peserta didik
menggambarkan sesuatu yang abstrak tersebut, misalnya dengan penggunaan
gambar, foto, bagan, skema, dll. Demikian pula materi yang rumit, harus
dapat dijelaskan dengan cara yang sederhana, sesuai dengan tingkat berfikir
peserta didik, sehingga menjadi lebih mudah dipahami. Peserta didik saat ini
telah memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) hampir dalam
setiap kegiatan mereka sehari-hari. Namun, hal ini tidak mereka dapatkan di
sekolah karena belum banyak pendidik yang memanfaatkan bahan ajar
berbasis TIK.
Tidak ada hal yang baru tentang penggunaan TIK dalam pembelajaran, tetapi
terdapat banyak sekali keragaman dalam penggunaannya. Beberapa pendidik
ada yang sudah menggunakan TIK dalam proses pembelajaran selama
bertahun-tahun dan terampil dalam menggunakannya, cekatan dalam
memperoleh teknologi baru, mengadopsi dan menerapkannya dalam setiap
pelajaran. Namun, sebagian pendidik masih kurang percaya diri dalam
menggunakan perangkat komputer, kesulitan menerapkannya dalam
pembelajaran, dan kurangnya pengetahuan akan kemampuan yang dapat
dilakukan oleh TIK, baik itu dalam hal perencanaan, pembelajaran, maupun
penilaian.
Penggunaan TIK bukanlah apa yang kita gunakan tetapi yang penting adalah
bagaimana dan kapan kita menggunakannya. Penggunaan TIK secara efektif
di dalam kelas bukan hanya tentang menjalankan sebuah teknologi. Tetapi,
bagaimana kita menyampaikan materi tersebut menggunakan TIK dan kapan
waktu yang tepat untuk menyampaikannya.
Permendiknas nomor 25 tahun 2006 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di
Lingkungan Ditjen Mandikdasmen bahwa rincian tugas Subdirektorat
Pembelajaran - Dit. PSMA (yang antara lain disebutkan bahwa melaksanakan
penyiapan bahan penyusunan pedoman dan prosedur pelaksanaan
pembelajaran, termasuk penyusunan pedoman pelaksanaan kurikulum)
dipandang perlu menyusun panduan bagi pendidik SMA sehingga dapat
dijadikan salah satu referensi dalam pengembangan bahan ajar.
Sehubungan hal tersebut di atas, maka Direktorat Pembinaan SMA melalui
Pusat Sumber Belajar SMA (PSB-SMA) berupaya memberi layanan bimbingan
dengan menyusun Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK.
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK
©2010 Direktorat Pembinaan SMA 5
B. Tujuan
Panduan pengembangan bahan ajar berbasis TIK dibuat dengan tujuan:
1. memandu para pendidik dalam menyusun dan mengembangkan bahan
ajar yang efektif pada kegiatan pembelajaran di satuan pendidikan
masing-masing;
2. memandu para pendidik dan Penanggung Jawab Mata Pelajaran sebagai
bagian dari pengelola PSB dalam menilai tingkat kelayakan bahan ajar
berdasarkan instrumen yang dikembangkan oleh PSB-SMA Direktorat
Pembinaan SMA.
C. Hasil yang diharapkan
Hasil yang diharapkan dari Panduan Pengembangan Bahan Ajar berbasis TIK
adalah:
1. pendidik dapat menyusun dan mengembangkan bahan ajar yang efektif;
2. Pendidik dan Penanggung Jawab Mata Pelajaran sebagai bagian dari
pengelola PSB mampu menilai bahan ajar yang telah dibuat.
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK
©2010 Direktorat Pembinaan SMA 6
BAB II
PENGERTIAN BAHAN AJAR BERBASIS TIK
A. Sumber Belajar dan Bahan Ajar
Merujuk pada esensi dari KTSP serta anjuran para pakar pendidikan, dalam
pelaksanaan pembelajaran sebaiknya pendidik menggunakan lebih dari satu
media secara lengkap (multimedia), sesuai dengan keperluan dan yang
menyentuh semua aspek. Hal ini sejalan dengan prinsip pembelajaran pada
satuan pendidikan yang harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. (PP No. 19 Tahun 2005). Oleh karena itu penggunaan
Bahan Ajar Berbasis TIK sebagai bahan ajar multimedia menjadi salah satu
pilihan yang baik untuk pelaksanaan pembelajaran.
Flemming dan Levie (Wilkinson 1980) memberikan petunjuk tentang
penggunaan multimedia dalam pembelajaran seperti berikut: ”Apabila
pembelajaran dilaksanakan dengan hanya menggunakan satu media maka
rangsangan yang diperlukan untuk belajar sangat terbatas. Suatu
pembelajaran seharusnya menggunakan multimedia agar rangsangan yang
diperlukan untuk belajar menjadi lengkap karena telah meliputi rangsangan
yang disebabkan oleh penggabungan audio dan visual.”
Terdapat dua istilah yang sering digunakan untuk maksud yang sama namun
sebenarnya memiliki pengertian yang sedikit berbeda, yakni sumber belajar
dan bahan ajar. Untuk itu, maka berikut ini akan dijelaskan terlebih dahulu
tentang pengertian sumber belajar dan bahan ajar.
1. Pengertian Sumber Belajar
Sering kita dengar istilah sumber belajar (learning resource), umumnya
yang diketahui hanya perpustakaan dan buku sebagai sumber belajar.
Sumber belajar dalam website based didefinisikan sebagai berikut:
Learning resources are defined as information, represented and stored
in a variety of media and formats, that assists student learning as
defined by provincial or local curricula. This includes but is not limited
to, materials in print, video, and software formats, as well as
combinations of these formats intended for use by teachers and
students. (http://www.bced.gov.bc.ca/irp/appskill/asleares.htm
January 28, 1999).
Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan
dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu peserta didik dalam
belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas
apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau
kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan oleh peserta didik
ataupun pendidik. Sumber belajar juga diartikan sebagai segala tempat
atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi
dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan
proses perubahan tingkah laku.
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK
©2010 Direktorat Pembinaan SMA 7
2. Pengertian Bahan Ajar
Dari uraian tentang pengertian sumber belajar di atas, dapat disimpulkan
bahwa bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Bahan ajar
adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu pendidik
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Bahan yang dimaksud bisa
berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Bahan ajar atau teaching-material, terdiri atas dua kata yaitu teaching
atau mengajar dan material atau bahan. Menurut University of
Wollongong NSW 2522, AUSTRALIA pada website-nya, WebPage last
updated: August 1998, Teaching is defined as the process of creating and
sustaining an effective environment for learning.Melaksanakan
pembelajaran diartikan sebagai proses menciptakan dan
mempertahankan suatu lingkungan belajar yang efektif. Paul S. Ache
lebih lanjut mengemukakan tentang material yaitu:
Dalam website Dikmenjur dikemukakan pengertian bahwa, bahan ajar
merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching
material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan peserta didik dapat
mempelajari suatu kompetensi atau KD secara runtut dan sistematis
sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara
utuh dan terpadu.
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berfungsi
sebagai:
a. pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik;
b. pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan
substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya;
c. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Sedangkan manfaat dari bahan ajar yang dikembang oleh pendidik
adalah:
a. diperoleh bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan
sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.
b. tidak lagi tergantung kepada buku teks pelajaran yang terkadang
sulit diperoleh.
c. menjadi lebih kaya karena dikembangkan menggunakan berbagai
referensi.
d. menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman pendidik dalam
menulis.
e. mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antar
pendidik
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK
©2010 Direktorat Pembinaan SMA 8
B. Bahan Ajar Berbasis TIK
Bahan Ajar Berbasis TIK adalah bahan ajar yang disusun dan dikembangkan
dengan menggunakan alat bantu TIK untuk mengolah data, termasuk
memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam
berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas.
Dalam kegiatan pembelajaran, penggunaan bahan ajar TIK memungkinkan
peserta didik dapat mempelajari suatu kompetensi dasar (KD) secara runtut,
sistematis, interaktif dan inovatif sehingga diharapkan semua kompetensi
tercapai secara utuh dan terpadu.
1. Karakteristik Bahan Ajar Berbasis TIK
Peran penting Bahan Ajar berbasis TIK dalam proses pembelajaran
didasari oleh karakteristik Bahan Ajar yang lebih kompleks dibanding
jenis bahan ajar lain. Beberapa karakteristik Bahan Ajar berbasis TIK
antara lain :
a. memanfaatkan keunggulan komputer (digital media ataupun
teknologi jaringan / computer network).
b. memanfaatkan teknologi multimedia, sehingga suasana
pembelajaran menjadi menarik, tidak membosankan dan pada
akhirnya memotivasi peserta didik untuk belajar mandiri
c. memanfaatkan teknologi elektronik; di mana pendidik dan peserta
didik, peserta didik dan sesama peserta didik atau pendidik dan
sesama pendidik dapat berkomunikasi dengan relatif mudah tanpa
dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
d. menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials)
disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh pendidik dan
peserta didik kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan
memerlukannya.
e. memanfaatkan Pertukaran Data (Information sharing) yang secara
interaktif dapat dilihat setiap saat di komputer.
2. Keunggulan Bahan Ajar Berbasis TIK
Bahan Ajar berbasis TIK memiliki keunggulan antara lain sebagai berikut:
a. memberikan kemudahan bagi pendidik dalam proses pembelajaran
untuk menjelaskan hal-hal yang abstrak.
b. berubahnya peran peserta didik dari yang biasanya pasif menjadi
aktif serta mempunyai ketertarikan pada materi yang sedang
dibahas.
c. peserta didik dapat belajar atau menelaah bahan ajar sewaktuwaktu
karena bahan ajar dapat tersimpan di komputer.
d. pendidik dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar atau
petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui jaringan
intranet atau internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai
berapa jauh bahan ajar dipelajari.
e. tersedianya fasilitas e-moderating di mana pendidik dan peserta
didik dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet
secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan
dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
f. baik pendidik maupun peserta didik dapat melakukan diskusi dan
berinteraksi melalui fasilitas-fasilitas internet yang dapat dilakukan
secara kelompok/group. (Elangoan, 1999; Soekartawi, 2002;
Mulvihil, 1997; Utarini, 1997)
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK
©2010 Direktorat Pembinaan SMA 9
Di ruang kelas, pendidik dapat mengawasi proses pembelajaran peserta didik
di mana waktu dan tempat sudah ditetapkan. Berbeda halnya di luar ruang
kelas, peserta didik dapat menggunakan bahan ajar berbasis TIK di mana
mereka belajar pada waktu dan dengan kecepatan yang diinginkan. Dengan
demikian, diperlukan bahan ajar yang interaktif agar peserta didik menjadi
tertarik sehingga tidak meninggalkan pembelajaran.
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK
©2010 Direktorat Pembinaan SMA 10
BAB III
PENYUSUNAN BAHAN AJAR BERBASIS TIK
biasa seperti buku, modul maupun handout. Karakteristik umum bahan ajar
berbasis TIK adalah dalam hal penggunaan TIK untuk penyusunan maupun
penggunaannya.
Sesuai dengan arah pengembangan bahan ajar berbasis TIK yang dilakukan oleh
Direktorat Pembinaan SMA melalui website PSB-SMA, maka penyusunan bahan ajar
berbasis TIK harus memenuhi kaidah-kaidah yang telah ditetapkan, baik pada tahap
perencanaan, persiapan, penyusunan, penilaian atau validasi dan pengiriman bahan
ajar berbasis TIK.
A. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dalam menyusun bahan ajar berbasis TIK bertujuan untuk
menentukan karakteristik SK-KD suatu mata pelajaran apakah
pembelajarannya dapat dikembangkan menggunakan bahan ajar berbasis TIK.
Seperti halnya pada pemetaan SK-KD dalam penyusunan silabus, maka
pemetaan SK-KD dalam penyusunan bahan ajar juga harus memperhatikan
tingkatan ranah berfikir dan karakteristik materi yang dikembangkankannya.
Dengan analisis ini diharapkan diperoleh gambaran yang jelas mengenai jenis
bahan ajar yang dapat digunakan, strategi penggunaan bahan ajar serta alokasi
waktu yang tepat
Pemetaan SK-KD untuk menentukan jenis bahan ajar yang digunakan untuk
pembelajaran dapat menggunakan format sebagai berikut :
Dari tabel format diatas dapat dilihat bahwa secara umum, pemetaan SK-KD
penyusunan bahan ajar memiliki karakteristik yang sama dengan yang
digunakan untuk penyusunan silabus, yang membedakan adalah bahwa dalam
pemetaan ini harus secara tegas diidentifikasikan Karakteristik Materi dan
Jenis Bahan ajar.
Identifikasi karakteristik materi penting dalam menentukan jenis bahan ajar
yang akan disusun maupun digunakan. Identifikasi karakteristik materi harus
mengacu pada pada SK, KD maupun Indikator pencapaian.
Kelas SK KD THP Indikator
Pencapaian
THP Karakteristik
Materi
Kegiatan
Pembela
jaran
Jenis
Bahan
Ajar
Alokasi
Waktu
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK
©2010 Direktorat Pembinaan SMA 11
Ada tiga kemungkinan karakteristik materi yang diperoleh dari hasil
identifikasi, yaitu :
1. Kongkrit, materi yang secara nyata dapat dilihat dan dirasakan, seperti
batu, kayu, awan, dan sebagainya
2. Abstrak, materi yang tidak nyata maupun dapat dirasakan atau memerlukan
alat bantu untuk membuktikannya, seperti rumus kimia, bentuk sel, bentuk
bakteri, aliran udara dan sebagainya
3. Simulatif, yaitu materi memerlukan permodelan atau aktifitas yang
dimodelkan, seperti terjadinya gerak melingkar, terjadinya aliran angin,
terjadinya banjir, terjadinya gunung meletus dan sebagainya
Ada tiga variable yang digunakan untuk menentukan jenis bahan ajar dalam
suatu pembelajaran, yaitu: Karakteristik materi dan Tahap berfikir pada
Indikator Pencapaian serta jenis kegiaan pembelajarannya. Pada umumnya,
materi yang bersifat abstrak dan simulatif memerlukan bahan ajar yang
memudahkan peserta didik untuk memahami karena memerlukan tingkat
berfikir yang kompleks. Indikator pencapaian yang memerlukan tahap berfikir
tinggi memerlukan materi yang mudah dikenali dan terkadang memerlukan
media untuk memudahkan dalam pencapaian materi ajar.
Pada umumnya materi abstrak atau simulatif, memerlukan tahap berfikir tinggi
serta kegiatan pembelajaran yang bersifat tatap muka akan lebih mudah
dipahami peserta didik apabila menggunakan bahan ajar berbasis TIK dalam
kegiatan pembelajarannya.
B. Tahap Persiapan
1. Penentuan Materi Ajar
Penetuan materi ajar merupakan kegiatan pengumulan dan identifikasi
materi ajar yang akan digunakan untuk menyusun bahan ajar berbasis TIK.
Penentuan materi harus mengacu dari hasil analisis SK, KD dan indikator
pencapaian yang telah dibuat melalui pemetaan SK-KD.
2. Penentuan Jenis Software
Saat ini banyak sekali software yang dapat digunakan untuk menyusun
bahan ajar berbasis TIK dari yang sederhana sampai yang kompleks.
Penentuan jenis software sangat tergantung dari kemampuan penyusun
dalam memanfatkan software yang ada.
Beberapa software yang dapat digunakan untuk penyusunan bahan ajar
berbasis TIK antara lain Microsoft Power Point, Macromedia Flash, dan
Authorware.
3. Penentuan Jenis bahan Ajar berbasis TIK
Pengembangan bahan ajar berbasis TIK diperlukan untuk meningkatkan
interaktivitas peserta didik dengan materi yang diajarkan. Dengan demikian
harus dirancang agar menarik peserta didik.
Peserta didik akan merasa tertarik untuk belajar dengan bahan ajar berbasis
TIK apabila:
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK
©2010 Direktorat Pembinaan SMA 12
a. terdapat tantangan
b. terlibat dalam mengambil sebuah keputusan
c. diperbolehkan untuk mengeksplorasi bahan ajar
d. mendapatkan informasi tambahan yang sesuai
e. diperbolehkan untuk berbuat kesalahan tanpa disertai sanksi
f. pembelajaran menyenangkan bagi mereka
Interaktivitas bahan ajar sangat tergantung dengan karakteristik materi
yang akan diajarkan. Terdapat empat tingkatan interaktifitas yang dapat
ditempuh. Tidak semua materi diharuskan memiliki interaktifitas yang
tinggi, bergantung dari materi yang akan disampaikan. Tahapan itu terbagi
sebagai berikut1:
1) Tingkat I: Pasif
Pada tingkatan ini, peserta didik hanya bertindak sebagai penerima
informasi. Peserta didik membaca teks atau melihat gambar yang
ditampilkan. Interaksi yang terjadi hanya pada saat peserta didik
menekan tombol navigasi untuk maju ke halaman berikutnya atau
mundur ke halaman sebelumnya.
Tingkat I saat ini masih mendominasi bahan ajar yang telah dibuat oleh
pendidik di seluruh Indonesia. Tingkat ini masih relevan apabila yang
disampaikan adalah pengetahuan.
Pada tingkat I ini dapat diterapkan evaluasi pilihan ganda, rollover
sederhana (jika mouse melewati suatu area tertentu, maka area
tersebut berubah), animasi sederhana, pop-up (pada saat peserta didik
mengklik satu tombol, akan keluar informasi tambahan).
2) Tingkat II: Interaksi Terbatas
Pada tingkatan ini, peserta didik memberikan respon sederhana atas
instruksi yang diberikan. Tambahan dari tingkat I adalah, pada tingkat
ini terdapat pilihan ganda berdasarkan soal cerita, menjodohkan antara
teks dan gambar. Simulasi mungkin ada tetapi peserta didik hanya
mengikuti alur atau prosedur yang ditampilkan, peserta didik belum
memasukkan respon terhadap apa yang dilihat. Dapat juga dimasukkan
animasi interaktif yang memungkinkan peserta didik menyelidiki atau
mengeksplorasi lebih jauh.
Tingkat II baik digunakan untuk pembelajaran yang bersifat
pemahaman.
3) Tingkat III: Interaksi kompleks
Pada tingkat ini, peserta didik mulai memberikan respon yang bervariasi
terhadap petunjuk yang diberikan. Selain interaksi yang ada pada
tingkat sebelumnya, pada tingkat ini peserta didik mengisi sebuah kotak
isian dan memanipulasi gambar yang disajikan untuk menakar sampai
sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi yang
disampaikan.
1 Lange, M. eLearning: From Level I to Level IV of Interactivity: Why choosing the appropriate
interactivity is important. Entelisys Technologies, 2006.
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK
©2010 Direktorat Pembinaan SMA 13
Pada tingkat ini, peserta didik dapat memasukkan variabel nyata yang
diinginkan. Variabel yang dimasukkan akan berpengaruh terhadap
simulasi yang terjadi pada layar.
Tingkat III baik digunakan untuk pembelajaran yang bersifat Aplikasi
dan Analisa.
4) Tingkat IV: Interaksi langsung
Interaksi langsung menciptakan sebuah bahan ajar yang bertindak
seperti layaknya yang akan terjadi pada dunia nyata. Peserta didik
terlibat dalam sebuah simulasi yang mirip dengan kehidupan nyata.
Stimuli dan respon dikoordinasikan dengan lingkungan nyata.
Pembelajaran dan penilaian langsung terjadi, dan bahan ajar ini
memungkinkan kolaborasi dengan peserta didik lain atau dengan
pendidik.
Tingkat IV baik digunakan untuk pembelajaran yang bersifat Sintesa
dan Evaluasi.
4. Penyusunan Storyboard
Storyboard (cetak biru bahan ajar) sebagai kerangka acuan dalam
menyusun bahan ajar berbasis TIK berupa urutan tampilan bahan ajar yang
akan dikembangkan.
Penyusunan storyboard adalah salah satu cara alternatif untuk
mensketsakan kalimat penuh sebagai alat perencanaan. Storyboard
menggabungkan alat bantu narasi dan visual pada selembar kertas sehingga
naskah dan visual terkoordinasi dengan baik.
Komponen yang harus ada pada storyboard meliputi urutan tampilan,
Materi Tampilan, Diskripsi, Navigasi dan Tata letak/disain tampilan.
Berikut ini adalah contoh storyboard:
Storyboard
(Judul Bahan Ajar)
A. Identitas Bahan Ajar
1. Standar Kompetensi :
2. Kompetensi Dasar :
3. Indikator Pencapaian :
4. Kelas/Semester :
5. Model Bahan Ajar : Tutorial/Simulasi/Presentasi
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK
©2010 Direktorat Pembinaan SMA 14
B. Storyboard
No Materi Tampilan Deskripsi Navigasi Disain
tampilan
1 Judul Bahan Ajar dan
identitas Bahan ajar
Berisi mengenai judul, dan
identitas bahan ajar berguna
untuk memperkenalkan topic
materi yang akan diberikan
dan peruntukan-nya
1. Home untuk
keluar dari
materi
2. Next untuk
ke slide
selanjutnya
2 dst dst dst dst
C. Tahap Penyusunan
Kegiatan penyusun bahan ajar berbasis TIK tergantung dari karakteristik materi
yang akan dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran.
Penyusunan bahan ajar harus mengikuti kaidah-kaidah yang baku dalam
penyusunan bahan ajar. Secara umum, bahan ajar harus memuat :
1. Judul, kelas, semester dan identitas penyusun
Pada umumnya judul bahan ajar, kelas, semester dan identitas terletak
pada halaman muka (beranda). Hal ini penting diperhatikan agar
memudahkan pemakai dalam memilih bahan ajar yang akan digunakan.
2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar harus diinformaskan dalam bahan
ajar yang disusun karena sebagai acuan bagi pemakai mengenai kompetensi
yang harus dicapai peserta didik setelah mempelajari materi yang terdapat
pada bahan ajar tersebut.
3. Indikator Pencapaian
Indikator pencapaian menggambarkan hasil-hasil yang harus dicapai peserta
didik setelah mempelajari materi yang ada pada bahan ajar. Indikator
pencapaian lebih menekankan pada aspek hasil belajar yang merupakan
tahapan untuk mencapai kompetensi sesuai dengan standar kompetensi
maupun kompetensi dasarnya
4. Materi Bahan Ajar
Materi bahan ajar berbasis TIK harus memperhatikan tingkat interaktivitas
bahan ajar yang disusun. Pengorganisaian materi bahan ajar harus
mencerminkan aspek yang dilihat dari :
a. Kompleksitas, materi harus dikembangkan dari yang sederhana menuju
yang kompleks baik dalam pengembangan konsep maupun contoh-contoh
pendukungnya
b. Urgenitas, materi inti harus dikembangkan lebih dulu dari pada materi
pengembangan.
c. Keruntutan, materi harus memberikan pemahaman yang runtut terhadap
pemahaman konsep. Penyusunan materi yang tidak runtut menyulitkan
Judul
Identitas Bahan
Ajar
Identitas
Institusi
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK
©2010 Direktorat Pembinaan SMA 15
peserta didik dalam memahami hubungan antar konsep dan sulit
memetakan dalam pikiran.
5. Latihan soal
Latihan soal atau pemberian contoh permasalahan merupakan hal penting
yang ada pada bahan ajar berbasis TIK karena dapat untuk mengukur tingkat
pemahaman peserta didik terhadap materi yang diberikan pada saat
pembelajaran.
Pemberian contoh soal dan permasalahan juga bermanfaat untuk
meningkatkan pemahaman terhadap materi yang ada pada bahan ajar
melalui pembahasan bersama
6. Uji kompetensi
Bahan ajar yang baik harus menyertakan bahan uji kompetensi yang disusun
berdasarkan kisi-kisi yang disesuaikan dengan SK, KD dan Indikator
Pencapaiannya.
Soal Pada Uji Kompetensi umumnya disertai balikan (feedback) agar peserta
didik dapat mengetahui kompetensi mana yang telah tercapai dan mana
yang belum tercapai
7. Referensi
Referensi adalah acuan atau sumber materi yang digunakan dalam
penyusunan bahan ajar. Penyertaan referensi pada bahan ajar penting untuk
menghindari plagiasi dan dapat dijadikan sebagai rujukan apabila
memerlukan informasi lebih lanjut
D. Tahap Penilaian
Tahap Penilaian Bahan ajar merupakan evaluasi terhadap bahan ajar yang
telah disusun apakah sudah memenuhi syarat ataukah perlu penyempurnaan .
merupakan dalam menyusun bahan ajar berbasis TIK yaitu:
Bahan ajar berbasis TIK yang hendak dijadikan sebagai konten pada website
PSB-SMA harus memenuhi kaidah-kaidah yang telah ditentukan oleh Direktorat
Pembinaan SMA sesuai dengan instrumen yang telah dikembangkan.
E. Tahap Pengiriman
Menyerahkan file bahan ajar berbasis TIK kepada Penanggung Jawab Pelaksana
Penanggung Jawab Pelaksana Sekolah PSB-SMA wajib mengirimkan bahan ajar
berbasis TIK tersebut kepada Penanggung Jawab Mata Pelajaran PSB-SMA.
sekolah PSB-SMA.
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK
©2010 Direktorat Pembinaan SMA 16
BAB IV
KOMPONEN DAN INSTRUMEN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS TIK
A. Komponen Penilaian Bahan Ajar
1. Komponen Instrumen penilaian bahan ajar mengacu pada empat bagian
yaitu:
a. Subtansi Materi : kebenaran, kedalaman, kekinian, dan
keterbacaan
a.1. Kebenaran : bahan ajar yang disajikan tidak menyimpang
dari kebenaran ilmu
a.2. Kedalaman : bahan ajar yang disajikan sesuai dengan
kedalaman materi
a.3. Kekinian : bahan ajar yang disajikan sesuai dengan
perkembangan ilmu
a.4. Keterbacaan : bahan ajar yang disajikan menggunakan tata
bahasa yang baku dan dapat dimengerti
b. Desain Pembelajaran : judul, SK, KD, indikator, materi, contoh
soal, latihan, penyusun, dan referensi
b.1. Judul : sesuai dengan materi
b.2. SK : sesuai dengan SI
b.3. KD : sesuai dengan SI
b.4. Indikator : penanda pencapaian kompetensi peserta
didik atau peserta didik
b.5. Materi : sesuai dengan SK – KD
b.6. Contoh soal : sesuai dengan indikator pencapaian
b.7. Latihan : sesuai dengan indikator pencapaian
b.8. Penyusun : identitas penyusun
b.9. Referensi : mencantumkan daftar rujukan
c. Tampilan (komunikasi visual) : navigasi, tipografi, media, warna,
animasi dan simulasi
c.1. navigasi : kemudahan akses antar slide
c.2. Tipografi : proporsional antara besar huruf dan ruang
slide
c.3. Media : gambar, suara, video sesuai dengan materi
yang disajikan
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK
©2010 Direktorat Pembinaan SMA 17
c.4. Warna : harmonisasi warna
c.5. animasi : animasi sesuai dengan peruntukan
c.6. Layout : desain tampilan bahan ajar
d. Pemanfaatan Software : interaktif, software pendukung, keaslian
d.1. Interaktif : Umpan balik dari sistem ke pengguna
d.2. Software pendukung : penggunaan software pendukung selain
software utama pembuatan bahan ajar
d.3. Keaslian : keaslian karya bahan ajar
2. Skor merupakan angka dalam skala ordinal yang diberikan pada setiap
indikator menunjukkan tingkat kondisi indikator. Skor diberikan dalam
skala 1-4.
3. Total skor maksimum adalah 70. Cara penghitungan nilai adalah dengan
membagi skor yang didapat dengan skor maksimum dikalikan 100.
Contoh: total skor untuk bahan ajar Ekonomi berjudul Kelangkaan
mendapatkan skor 50. Maka nilai yang diperoleh adalah (50/70) x 100 =
7,14
Kriteria nilai adalah sebagai berikut:
a. < 51 : Kurang
b. 51 – 70 : Cukup
c. 71 – 90 : Baik
d. 91 – 100 : Sangat Baik
4. Untuk kriteria nilai kurang dan cukup dikembalikan kepada penyusun
untuk direvisi
5. Untuk kategori penilaian baik dan sangat baik, langsung dikirimkan ke
pihak Penanggung Jawab Pelaksana PSB Inti untuk diteruskan kepada
Penanggung Jawab Mata Pelajaran.
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK
©2010 Direktorat Pembinaan SMA 18
B. Instrumen Penilaian Bahan Ajar Berbasis TIK
Panduan dalam menilai bahan ajar:
1. Substansi Materi
No Indikator Kriteria Skor
1
Kebenaran Salah satu item terpenuhi 1
a. Sesuai dengan kaidah
keilmuan 2-3 item terpenuhi 2
b. Testable/teruji
Semua item terpenuhi 3
c. Faktualitas (berdasarkan
fakta)
d. Logis/rasional
2
Cakupan Materi
Salah satu item terpenuhi 1
a. Kelengkapan materi
b. Eksplorasi/pengembangan 2-3 item terpenuhi 2
c. Kolaborasi dengan materi
yang lain/mata pelajaran
yang lain Semua item terpenuhi 3
d. Deskriptif/Imajinatif
3
Kekinian
Salah a. Aktualitas (dilihat dari segi satu item terpenuhi 1
materi)
b. Up to date (menggunakan
contoh aplikasi/penerapan
berdasarkan kondisi nyata
saat ini)
2-3 item terpenuhi 2
c. Inovatif (memunculkan
hal-hal yang baru) Semua item terpenuhi 3
4 Keterbacaan
Bahasa tidak baku dan tidak dapat
dimengerti 1
Bahasa baku tetapi tidak dapat
dimengerti 2
Bahasa tidak baku dan dapat
dimengerti 3
Bahasa baku dan dapat dimengerti 4
2. Tampilan Komunikasi Visual
No Komponen Penilaian Kriteria Skor
1 Navigasi
Tidak menggunakan navigasi sama
sekali. 1
Menggunakan navigasi dasar tetapi
ada navigasi yang tidak berfungsi. 2
Menggunakan navigasi dasar dan
hyperlink walaupun salah satu ada
yang tidak berfungsi.
3
Menggunakan navigasi dasar dan
hyperlink yang berfungsi dengan baik.
4
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK
©2010 Direktorat Pembinaan SMA 19
2 Huruf
Tidak bisa terbaca dengan baik 1
Terbaca, tapi tidak proporsional. 2
Terbaca dan proporsional, tapi
komposisi huruf tidak tepat.
3
Terbaca, proporsional dan komposisi
huruf baik.
4
3 Media (Film, suara, gambar,
animasi)
Tidak menggunakan media sama
sekali. 1
Menggunakan media tapi ada salah
satu elemen yang tidak berfungsi atau
penambahan media mengganggu
pembelajaran.
2
Media lebih dari satu dan berfungsi
dengan baik. 3
4 Warna
Warna terlalu mencolok/terlalu pucat. 1
Komposisi warna cukup baik, tetapi
tampilan warnanya terlalu monoton.
2
Komposisi warna baik dan
tampilannya menarik.
3
5 Animasi (slide)
Tidak ada animasi sama sekali. 1
Memakai animasi tetapi berlebihan
(tiap slide lebih dari 2 animasi dan
memperlambat tampilan).
2
Menggunakan animasi yang sesuai
dengan konteks dan tidak
memperlambat tampilan slide.
3
6 Layout
Tata letak desain mengganggu
keterbacaan dan pembelajaran.
1
Tata letak desain proporsional dan
menarik.
2
3. Desain Pembelajaran
No Komponen Penilaian Kriteria Skor
1 Judul
Tidak ada judul 1
Ada judul, tapi kurang sesuai isi 2
Ada judul, sesuai isi tapi kurang
efektif 3
Ada judul yang menarik dan sesuai isi 4
2 SK-KD
Tidak mencantumkan SK-KD 1
Mencantumkan SK-KD 2
3 Tujuan Pembelajaran
Tidak ada tujuan pembelajaran 1
Ada Tujuan pembelajaran tapi tidak
sesuai dengan SK-KD 2
Tujuan pembelajaran sesuai dengan
SK-KD 3
Sesuai dengan SK-KD dan
menunjukkan manfaat yang diperoleh
4
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK
©2010 Direktorat Pembinaan SMA 20
bagi peserta didik
4 Materi Tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran
1
Sesuai dengan tujuan pembelajaran
tapi tidak ada apersepsi maupun
pengayaan
2
Sesuai dengan tujuan pembelajaran,
ada apersepsi tapi tidak ada
pengayaan
3
Sesuai dengan tujuan pembelajaran,
ada apersepsi dan pengayaan materi
4
5 Contoh Soal Tidak ada contoh soal 1
Ada contoh soal tapi tidak sesuai
dengan tujuan pembelajaran
2
Ada contoh soal sesuai dengan tujuan
pembelajaran
3
Ada contoh soal sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan menstimulus
peserta didik untuk mengembangkan
pengetahuan
4
6 Latihan/Tes/Simulasi Tidak ada latihan/tes/simulasi 1
Ada latihan/tes/simulasi tapi tidak
sesuai dengan tujuan pembelajaran
2
Ada latihan/tes/simulasi yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran
3
Ada latihan/tes/simulasi yang
memungkinkan peserta didik untuk
menguasai kompetensi melampaui
kompetensi dasar yang diharapkan
4
7 Penyusun Tidak terdapat identitas penyusun
(nama, institusi, informasi kontak)
1
Terdapat identitas penyusun (nama,
institusi, informasi kontak)
2
8 Referensi
Tidak terdapat referensi 1
Contoh Referensi
a. Bahan sumber (media
elektronik/cetak) Terdapat 1 - 5 referensi 2
b. Kutipan (foot note)
Terdapat c. Nara Sumber > 5 referensi 3
(wawancara/dialog/pernya
taan/model)
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK
©2010 Direktorat Pembinaan SMA 21
4. Pemanfaatan Software
No. Komponen Penilaiain Kriteria Skor
1 Interaktivitas (umpan balik
dari sistem ke pengguna)
Tidak ada interaktivitas 1
Terdapat interaktivitas pada butir
soal 2
Terdapat interaktivitas baik itu pada
butir soal maupun pada proses
pembelajaran
3
Interaktivitas yang dilakukan peserta
didik disimpan dalam database 4
2 Software Pendukung
Tidak memanfaatkan software
pendukung dalam proses pembuatan
bahan ajar
1
Memanfaatkan 1 software pendukung
dalam proses pembuatan bahan ajar 2
Memanfaatkan 2-3 software
pendukung dalam proses pembuatan
bahan ajar
3
Memanfaatkan lebih dari 3 software
pendukung dalam proses pembuatan
bahan ajar
4
3 Originalitas
Gambar/suara/video/animasi
sepenuhnya mengambil dari sumber
lain
1
Gambar/suara/video/animasi
sebagian dibuat sendiri dan sisanya
mengambil dari sumber yang lain
2
Gambar/suara/video/animasi
sepenuhnya dibuat sendiri 3
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK
©2010 Direktorat Pembinaan SMA 22
BAB V
PENUTUP
1. Bahan Ajar Berbasis TIK adalah bahan ajar yang disusun dan dikembangkan
dengan menggunakan alat bantu TIK untuk mengolah data, termasuk
memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data
dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas.
2. Bahan Ajar Berbasis TIK memiliki karakteristik yang berbeda dengan bahan
ajar biasa seperti buku, modul maupun handout. Karakteristik umum bahan
ajar berbasis TIK adalah dalam hal penggunaan TIK untuk penyusunan
maupun penggunaannya.
3. Arah pengembangan bahan ajar berbasis TIK yang dilakukan oleh Direktorat
Pembinaan SMA melalui website PSB-SMA, maka penyusunan bahan ajar
berbasis TIK harus memenuhi kaidah-kaidah yang telah ditetapkan, baik
pada tahap perencanaan, persiapan, penyusunan, penilaian atau validasi
dan pengiriman bahan ajar berbasis TIK.
4. Penilaian bahan ajar berbasis TIK harus sesuai dengan kaidah yang terdapat
di dalam instrumen yaitu substansi materi, desain pembelajaran, tampilan
(komunikasi visual), dan pemanfaatan software.
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK
©2010 Direktorat Pembinaan SMA 23
LAMPIRAN 1. Checklist Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK
 Membuat folder utama dan sub folder untuk menyimpan gambar, media,
dan file pendukung lainnya.
 Mengembangkan storyboard (cetak biru bahan ajar) sebagai kerangka acuan
dalam menyusun bahan ajar.
 Membuat Graphic User Interface (GUI) atau tampilan bahan ajar untuk
halaman judul dan halaman isi.
 Memasukkan petunjuk penggunaan program, informasi mengenai cara
penggunaan bahan ajar.
 Mencantumkan informasi pendukung berkaitan dengan kesesuaian SK-KD,
Indikator, dan Tujuan Pembelajaran.
 Menyusun konten bahan ajar.
 Menambah teks dan desain bahan ajar berbasis TIK PSB-SMA yang memuat:
(1) Beranda: judul, kelas, dan semester; (2) SK-KD; (3) Indikator
Pencapaian; (4) Materi Bahan Ajar; (5) Latihan soal; (6) Uji kompetensi; (7)
Referensi; (8) Penyusun.
 Menambah animasi.
 Menambah interaktifitas.
 Menambah narasi dan multimedia.
 Menyimpan dalam folder yang telah ditentukan.
 Validasi
a. Menilai bahan ajar yang telah disusun berdasarkan instrumen yang
telah dikembangkan oleh PSB-SMA Direktorat Pembinaan SMA.
b. Diujicobakan terlebih dahulu terhadap sebagian peserta didik.
c. Merevisi bahan ajar berdasarkan hasil uji coba.
 Pengiriman
a. Menyerahkan file bahan ajar berbasis TIK kepada Penanggung Jawab
Pelaksana sekolah PSB-SMA.
b. Penanggung Jawab Pelaksana Sekolah PSB-SMA wajib mengirimkan
bahan ajar berbasis TIK tersebut kepada Penanggung Jawab Mata
Pelajaran PSB-SMA.

1 komentar: